Di suatu sore seorang
petani dan istrinya bergandengan tangan dan berpayungkan daun pisang menyusuri
jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan, dan tak lama kemudian
lewatlah sebuah motor di depan mereka,
berkatalah petani ini pada istrinya “Lihatlah bu, betapa bahagianya
suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka
bisa cepat sampai dirumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk
sampai kerumah”.
Sementara itu pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di
bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka,
pengendara motor itu berkata kepada istrinya “Lihat bu, betapa bahagianya orang
yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita”.
Pengendara Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami
istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya
itu berkata dalam hatinya “betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan
mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di
pedesaan ini, sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua
karena kesibukan kami masing-masing”.
---------------------------------------------Kebahagiaan tak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.
Maka bersyukurlah atas nikmat hidup ini dan kita akan tahu di mana kebahagiaan itu berada.
Bahagia itu ada di dalam diri, dihati setiap insan yang lapang akan kesyukuran.
***
Semoga Bermanfaat