Makalah
Perkembangan
Peserta Didik
AUTISME
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Kimia Dik A 2010
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Kimia Dik A 2010
Kelompok I :
Feni Oktaria Saragih
Herry Purwanto Panjaitan
Ing Mayfa Situmorang
Rifzal
Adiansyah Nasution
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2012
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah yang bertemakan Autisme dengan baik.
Dalam
menyelesaikan makalah ini, tentunya tidak luput dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih. Ucapan terima kasih penulis
tujukan kepada :
- Bapak Rahim Sitompul, selaku Dosen Matakuliah Perkembangan peserta
didik
- Rekan-rekan yang telah membantu, memberikan motivasi dan dukunganya.
- Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan,
Oktober 2012
Penyusun
Kelompok VIII (Delapan)
Kelompok VIII (Delapan)
BAB I
PENDAHULUAN
Anak dengan autisme tidak mampu
berkomunikasi dengan keluarganya atau dunia luar, walupun ia memilki kecerdasan
rata-rata. Ia tidak mengetahui orang tua atau orang lain yang dekat dengannya
dan tidak berkomunikasi dengan kata-kata, isyarat / ekspresi wajah. Ia mungkin
hening, diam dan menarik diri atau mengambil sikap tubuh aneh atau
berkomat-kamit tanpa arti. Kadang-kadang ia juga bisa beringas tanpa diramalkan
sebelumnya. Ia akan mengalami kesulitan dalm pemberian makan danlatihan buang
air.
Autisme
bisa ada sejak lahir atua dapat berkembang pada beberapa tahun pertama
kehidupan si anak. Ini menyerang satu dari tigaribu anak, dan anak laki-laki 5
kali lebih banyak mengalami autisme dibandingkan anak perempuan.
Kelainan
ini semakin bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 1966, diketahui 4-5 dari 10.000 anak menderita autisme yang
meningkat menjadi 10-15 pada tahun 1966. Pada tahun 2002 diketahui bahwa
sekitar 60 dari 10.000 anak menderita uatisme. Penderita autisme pada anak
sebagian besar adalah laki-laki, dengna
perbandingan3-4 kali lebih banyak dari pada anak wanita. Ras dan etnic dan
tingkat sosek tidak berpengaruh terhadap insiden autisme.
Jika
autisme didiagnosis, memerlukan nasehat spesialis di dalam perawatan anak.
Mungkin dianjurkan melibatkan diri sebanyak mungkin dengan kegiatan anak,
sehingga terpaks aberinteraksi dengan anda. Banyak dokterpercaya bahwa kontak
fisik, dengna memegang dan menyentuh anak akan membantunya lebih responsif atau
tanggap. Lebih banyak perhatian, kasih sayang dan perangsangna yang dapat
diberikan kepadanya, makin baik kemajuan yang mungkin terjadi. Sebagian anak
sembuh dai autisme dan dapat menempuh kehidupan normal, yang lain memerlukan
perawatan khusus seumur hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN
Autisme masa
kanak-kanak dini adalah penarikan diri dan kehilangan kontak dengan
realitas atau orang lain. Pada bayi tidak terlihat tanda dan gejala. (Sacharin,
R, M, 1996 : 305)
Autisme Infantil adalah Gangguan kualitatif pada komunikasi
verbal dan non verbal, aktifitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik
yang terjadi sebelum usia 30 bulan.(Behrman, 1999: 120)
Autisme menurut Rutter 1970 adalah Gangguan yang melibatkan kegagalan
untuk mengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30 bulan), hambatan dalam
pembicaraan, perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif.(Sacharin,
R, M, 1996: 305)
Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan
pervasif (DSM IV, sadock dan sadock 2000)
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan
pervasif, atau kualitatif pada komunikasi verbal dan non verbal, aktivitas
imajinatif dan interaksi sosial timbal balik berupa kegagalan mengembangkan
hubungan antar pribadi (umur 30 bulan),hambatan dalam pembicaraan, perkembangan
bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif serta penarikan diri dan kehilangan
kontak dengan realitas.
- EPIDEMIOLOGI
Prevalensi
3-4 per 1000 anak. Perbandingan laki-laki dari wanita 3-4:1. Penyakit sistemik,
infeksi dan neurologi (kejang) dapat menunjukan gejala seperti austik.
- ETIOLOGI
Penyebab
Autisme diantaranya
a. Genetik (80% untuk kembar
monozigot dan 20% untuk kembar dizigot) terutama pada keluarga anak austik
(abnormalitas kognitif dan kemampuan bicara).
b. Kelainan kromosim (sindrom x yang
mudah pecah atau fragil).
c. Neurokimia (katekolamin,
serotonin, dopamin belum pasti).
d. Cidera otak, kerentanan utama,
aphasia, defisit pengaktif retikulum, keadaan tidak menguntungkan antara faktor
psikogenik dan perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi
hipokompus otak depan.
e. Penyakit otak organik dengan
adanya gangguan komunikasi dan gangguan sensori serta kejang epilepsi
f. Lingkungan terutama sikap orang
tua, dan kepribadian anak
Gambaran Autisme pada masa perkembangan anak
dipengaruhi oleh
Pada
masa bayi terdapat kegagalan mengemong atau menghibur anak, anak tidak berespon
saat diangkat dan tampak lemah. Tidak adanya kontak mata, memberikan kesan jauh
atau tidak mengenal. Bayi yang lebih tua memperlihatkan rasa ingin tahu atau
minat pada lingkungan, bermainan cenderung tanpa imajinasi dan komunikasi pra
verbal kemungkinan terganggu dan tampak berteriak-teriak.
Pada
masa anak-anak dan remaja, anak yang autis memperlihatkan respon yang abnormal
terhadap suara anak takut pada suara tertentu, dan tercengggang pada suara
lainnya. Bicara dapat terganggu dan dapat mengalami kebisuan. Mereka yang mampu
berbicara memperlihatkan kelainan ekolialia dan konstruksi telegramatik. Dengan
bertumbuhnya anak pada waktu berbicara cenderung menonjolkan diri dengan
kelainan intonasi dan penentuan waktu. Ditemukan kelainan persepsi visual dan
fokus konsentrasi pada bagian prifer (rincian suatu lukisan secara sebagian
bukan menyeluruh). Tertarik tekstur dan dapat menggunakan secara luas panca
indera penciuman, kecap dan raba ketika mengeksplorais lingkungannya.
Pada
usia dini mempunyai pergerakan khusus yang dapt menyita perhatiannya (berlonjak,
memutar, tepuk tangan, menggerakan jari tangan). Kegiatan ini ritual dan
menetap pada keaadan yang menyenangkan atau stres. Kelainann lain adalh
destruktif , marah berlebihan dan akurangnya istirahat.
Pada
masa remaja perilaku tidak sesuai dan tanpa inhibisi, anak austik dapat
menyelidiki kontak seksual pada orang asing.
- CARA MENGETAHUI AUTISME PADA
ANAK
Anak mengalami autisme dapat dilihat dengan:
a. Orang tua harus mengetahui
tahap-tahap perkembangan normal.
b. Orang tua harus mengetahui
tanda-tanda autisme pada anak.
c. Observasi orang tua, pengasuh,
guru tentang perilaku anak dirumah, diteka, saat bermain, pada saat
berinteraksi sosial dalam kondisi normal.
Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya.
a. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun
anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila diangkat ,cuek menghadapi
orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan sederhana (ciluk baa atau kiss
bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata. Orang tua perlu waspada bila
anak tidak tertarik pada boneka atau binatan gmainan untuk bayi, menolak
makanan keras atau tidak mau mengunyah, apabila anak terlihat tertarik pada
kedua tangannya sendiri.
b. Pada usia 2-3 tahun dengan gejal
suka mencium atau menjilati benda-benda, disertai kontak mata yang terbatas,
menganggap orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk, menjadi
tegang atau sebaliknya tubuh menjadi
lemas, serta relatif cuek menghadapi kedua orang tuanya.
c. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak
merasa sangat terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Bila anak
akhirnya mau berbicara, tidak jarang bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa
yang diucapkan orang lain segera atau setelah beberapa lama), dan anak tidak
jarang menunjukkan nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi dan monoton),
kontak mata terbatas (walaupun dapat diperbaiki), tantrum dan agresi
berkelanjutan tetapi bisa juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.
- MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang ditemuai pada
penderita Autisme
:
a. Penarikan diri, Kemampuan
komunukasi verbal (berbicara) dan non verbal yang tidak atau kurang berkembang mereka
tidak tuli karena dapat menirukan lagu-lagu dan istilah yang didengarnya, serta
kurangnya sosialisasi mempersulit estimasi potensi intelektual kelainan pola
bicara, gangguan kemampuan mempertahankan percakapan, permainan sosial
abnormal, tidak adanya empati dan ketidakmampuan berteman. Dalam tes non verbal
yang memiliki kemampuan bicara cukup bagus namun masih dipengaruhi, dapat
memperagakan kapasitas intelektual yang memadai. Anak austik mungkin
terisolasi, berbakat luar biasa, analog dengan bakat orang dewasa terpelajar
yang idiot dan menghabiskan waktu untuk bermain sendiri.
b. Gerakan tubuh stereotipik,
kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang sempit, keasyikan dengan
bagian-bagian tubuh.
c. Anak biasa duduk pada waktu lama
sibuk pada tangannya, menatap pada objek. Kesibukannya dengan objek berlanjut
dan mencolok saat dewasa dimana anak tercenggang dengan objek mekanik.
d. Perilaku ritualistik dan konvulsif
tercermin pada kebutuhan anak untuk memelihara lingkungan yang tetap (tidak
menyukai perubahan), anak menjadi terikat dan tidak bisa dipisahkan dari suatu
objek, dan dapat diramalkan .
e. Ledakan marah menyertai gangguan
secara rutin.
f. Kontak mata minimal atau tidak
ada.
g. Pengamatan visual terhadap gerakan
jari dan tangan, pengunyahan benda, dan menggosok permukaan menunjukkan
penguatan kesadaran dan sensitivitas terhadap rangsangan, sedangkan hilangnya
respon terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejut terhadap suara keras yang
mendadak menunjukan menurunnya sensitivitas pada rangsangan lain.
h. Keterbatasan kognitif, pada tipe
defisit pemrosesan kognitif tampak pada emosional
i.
Menunjukan
echolalia (mengulangi suatu ungkapan atau kata secara tepat) saat berbicara,
pembalikan kata ganti pronomial, berpuisi yang tidak berujung pangkal, bentuk
bahasa aneh lainnya berbentuk menonjol. Anak umumnya mampu untuk berbicara pada
sekitar umur yang biasa, kehilangan kecakapan pada umur 2 tahun.
j.
Intelegensi
dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara fungsional.
k. Sikap dan gerakan yang tidak biasa
seperti mengepakan tangan dan mengedipkan mata, wajah yang menyeringai,
melompat, berjalan berjalan berjingkat-jingkat.
Ciri yang khas pada anak yang austik :
a. Defisit keteraturan verbal.
b. Abstraksi, memori rutin dan
pertukaran verbal timbal balik.
c. Kekurangan teori berfikir (defisit
pemahaman yang dirasakan atau dipikirkan orang lain).
Menurut Baron dan kohen 1994 ciri utama anak
autisme adalah:
a. Interaksi sosial dan perkembangan
sossial yang abnormal.
b. Tidak terjadi perkembangan
komunikasi yang normal.
c. Minat serta perilakunya terbatas,
terpaku, diulang-ulang, tidak fleksibel dan tidak imajinatif.
Ketiga-tiganya muncul bersama sebelum usia 3 tahun.
- PENGOBATAN
Orang tua
perlu menyesuaikan diri dengan keadaan anaknya, orang tua harus memeberikan
perawatan kepada anak temasuk perawat atau staf residen lainnya. Orang tua
sadar adanaya scottish sosiety for autistik children dan natinal sosiety for
austik children yang dapat membantu dan dapat memmberikan pelayanan pada anak
autis. Anak autis memerlukan penanganan multi disiplin yaitu terapi edukasi,
terapi perilaku, terapi bicara, terapi okupasi, sensori integasi, auditori
integration training (AIT),terapi keluarga dan obat, sehingga memerlukan kerja
sama yang baik antara orang tua , keluarga dan dokter.
Pendekatan
terapeutik dapat dilakukan untuk menangani anak austik tapi keberhasilannya
terbatas, pada terapi perilaku dengan pemanfaatan keadaan yang terjadi dapat
meningkatkan kemahiran berbicara. Perilaku destruktif dan agresif dapat diubah
dengan menagement perilaku.
Latihan
dan pendidikan dengan menggunakan pendidikan (operant konditioning yaitu
dukungan positif (hadiah) dan hukuman
(dukungan negatif). Merupakan metode untuk mengatasi cacat,
mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan praktis. Kesabaran diperlukan
karena kemajuan pada anak autis lambat.
Neuroleptik
dapat digunakan untuk menangani perilaku mencelakkan diri sendiri yang mengarah
pada agresif, stereotipik dan menarik diri dari pergaulan sosial.
Antagonis
opiat dapat mengatasi perilaku, penarikan diri dan stereotipik, selain itu
terapi kemampuan bicara dan model penanganan harian dengan menggunakan
permainan latihan antar perorangan terstruktur dapt digunakan.
Masalah
perilaku yang biasa seperti bising, gelisah atau melukai diri sendiri dapat
diatasi dengan obat klorpromasin atau tioridasin.
Keadaan
tidak dapat tidur dapat memberikan responsedatif seperti kloralhidrat, konvulsi
dikendalikan dengan obat anti konvulsan. Hiperkinesis yang jika menetap dan
berat dapat ditanggulangi dengan diit bebas aditif atau pengawet.
Dapat
disimpulkan bahwa terapi pada autisme dengan mendeteksi dini dan tepat waktu
serta program terapi yang menyeluruh dan terpadu.
Penatalaksanaan
anak pada autisme bertujuan untuk:
a. Mengurangi masalah perilaku.
b. Meningkatkan kemampuan belajar dan
perkembangan terutama bahasa.
c. Anak bisa mandiri.
d. Anak bisa bersosialisasi.
- PROGNOSIS
Anak
terutama yang mengalami bicara, dapat tumbuh pada kehidupan marjinal, dapat
berdiri sendiri, sekalipun terisolasi, hidup dalam masyarakat, namun pada
beberapa anak penempatan lama pada institusi mrp hasil akhir. Prognosis yang lebih
baik adalah tingakt intelegensi lebih tinggi, kemampuan berbicara fungsional,
kurangnya gejala dan perilaku aneh. Gejala akan berubah dengan pertumbuhan
menjadi tua. kejang-kejang dan kecelakaan diri sendiri semakin terlihat pada
perkembangan usia.
DAFTAR PUSTAKA
Sacharin, r.m, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2,
EGC, Jakarta
Behrman, Kliegman, Arvin, 1999, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15,
Alih Bahasa Prof. DR. Dr. A. Samik Wahab, Sp. A (K), EGC, Jakarta
___,1995, Kesehatan Anak Pedoman
Bagi orang Tua, Arcan, Jakarta
www.http:// enshol.muliply.com/journal/item16
www.http:// tabloid. Nikita.com/article.php3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar