Makalah
Dasar-Dasar Pendidikan MIPA
KETERKAITAN MIPA, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Kimia Dik A 2010
Kelompok I :
Eli Yusnita
Herry Purwanto Panjaitan
Khairatun Nisa Manik
Tridarno Purba
Tukma Sari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
Sumatera Utara
2012
2012
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu
konsep pembelajaran tentang alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam
proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya
untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai
banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil
penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, IPA memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat
mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di
Indonesia yang merupakan bagian dari Negara-negara berkembang dan Negara-negara
maju. Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti
dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan tetapi
di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya.
Pendidikan IPA di Indonesia belum mencapai
standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) Sains penting dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa. Pendidikan di
Indonesia yang sangat kurang atau masih sangatlah minim ini yang menyebabkan
Dirinya tidak mampu menciptakan suatu teknologi sendiri dari hasil pemikiran
atau tingkat kekreativan maupun kecerdasannya. Sehingga, inilah yang menjadi pendorong
utama, teknologi yang di konsumsi oleh masyarakat Indonesia berasal dari Luar
Negaranya. Maka dari itu, perlu adanya suatu pendidikan maupun bimbingan yang
mampu mengolah sumber daya manusia di Indonesia menjadi Sumber Daya Manusia
yang berguna, kreatif, dan cerdas.
Gerakan reformasi dalam pembelajaran sains dan
teknologi di sekolah, tiada lain menjadikan warga negara melek akan sains dan
teknologi (scientific and technological literacy) sebagaimana apa yang
dilakukan dan telah dimulai dalam dua dekade terakhir oleh negara-negara maju.
Perkembangan Iptek yang semakin pesat perlu perhatian oleh guru dan peserta
didik. Dalam hal ini peserta didik perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami,
dan menguasai Iptek dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Persiapan
seawal mungkin sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan yang
semakin meningkat. Berbagai tantangan muncul, antara lain menyangkut
peningkatan kualitas hidup, pemerataan hasil pembangunan, partisipasi
masyarakat, dan kemampuan untuk mengembangkan sumber daya manusia.
Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan
umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di
dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu
berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di
masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Saat ini, Iptek sudah mengalami peningkatan,
namun pembelajaran masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah atau
metode yang masih konvensional yang kegiatannya lebih berpusat pada guru
(teacher centered). Dalam hal ini tentu saja aktivitas siswa dapat dikatakan
hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting
sehingga siswa cenderung dituntut untuk membenarkan apa yang dikatakan oleh
guru tanpa usaha untuk membuktikan kebenarannya.
Dalam proses pembelajaran guru hanya
menjelaskan IPA sebatas produk (yang sudah ada) dan sedikit proses tanpa
pembuktian. Salah satu alasan yang menyebabkan adalah banyaknya materi yang
harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Padahal,
dalam membahas IPA tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih
penting adalah proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau
hukum. Oleh karena itu, metode, pendekatan dan alat peraga/praktikum sebagai
alat media pendidikan untuk menjelaskan IPA sangat diperlukan. Tujuan
pembelajaran secara umum adalah agar siswa memahami konsep IPA dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan tentang alam
sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentangproses alam sekitar, mampu
menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam dan mampu
menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Salah satu cara untuk dapat menciptakan sumber
daya manusia berkualitas, guru dalam mengajar dapat menggunakan beberapa metode
dan pendekatan. Dalam hal ini, salah satu pendekatan yang sesuai dengan
perkembangan Iptek adalah pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), karena
pendekatan ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat
menampilkan peranan sains dan teknologi di dalam kehidupan
masyarakat. Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan menyajikan pengaruh
IPA dan Teknologi terhadap pengaruhnya kepada masyarakat, sehingga kita tidak
terlalu mengagungkan yang namanya IPTEK dan Teknologi, dan kita juga bisa juga
memilah apa-apa yang positif didalamnya tanpa harus mengabaikan segalanya.
- Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan-rumusan
permasalahan mengenai materi makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah Pengertian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendidikan
IPA, dan Sains, serta kaitan antara IPA terhadap Teknologi?
2.
Apakah Defenisi dari Sains Teknologi Masyarakat?
3.
Jenis-jenis pengetahuan apa saja yang berkembang dalam
masyarakat?
4.
Bagaimana peranan IPA dan Teknologi dalam masyarakat?
5.
Apa saja dampak IPA dan Teknologi terhadap masyarakat?
- Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui Pengertian IPA, Pendidikan IPA, dan sains, serta
kaitan antara IPA terhadap teknologi
2.
Mengetahui Defenisi dari Sains Teknologi Masyarakat
3.
Mengetahui jenis-jenis pengetahuan yang berkembang dalam
masyarakat
4.
Mengetahui peranan IPA dan Teknologi dalam masyarakat
5.
Mengetahui dampak IPA dan Teknologi dalam masyarakat
- Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat yang diharapkan
yang dapat kita dipetik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa Mengetahui Pengertian
IPA, Pendidikan IPA, dan sains, serta kaitan antara IPA terhadap teknologi
- Mahasiswa mengetahui
jenis-jenis pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat
- Mahasiswa mengetahui Defenisi
dari Sains Teknologi Masyarakat
- Mahasiswa mengetahui peranan
IPA dan Teknologi dalam masyarakat
- Mahasiswa mengetahui dampak IPA dan Teknologi dalam masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPA, Pendidikan IPA, dan Sains
- IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan
manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa
metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau hasil observasi yang
bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan
“pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau
khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi
yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu
makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses
materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu aspek Fisika, aspek
Biologi dan aspek Kimia. Pada aspek Fisika IPA lebih memfokuskan pada
benda-benda tak hidup. Pada aspek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang
terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia
IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun
benda tak hidup yang ada di alam.
- Pendidikan IPA
Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian
pendidikan dan IPA maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan
penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk
pembelajaran di SMP.
Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3)
merupakan “usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami
proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta
menguasai materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA”.
Sedangkan Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan “suatu ilmu
pegetahuan social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis
melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.
Dari kedua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah
ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa
dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.
Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang
memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada memiliki kepribadian yang
baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang
ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya
sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan
pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu
tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan ilmu dan
teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu
alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal namun di terapkan
sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas nampaknya
pendidikan IPA saat ini belum dapat menerapkannya.
Perlu adanya usaha yang dilakukan agar
pendidikan IPA yang ada sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
awal yang akan dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada
teori-teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah
dari peserta didik. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu
ditumbuhkan agar menjadi manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan.
- Sains
IPA sendiri berasal dari kata sains yang
berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil
kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta
diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek,
bermetode dan berlaku secara universal”. Sains timbul dari rasa ingin tahu
melalui pengamatan dan pengalaman yang dilakukan dan menghasilkan sebuah
pengetahuan. Pengetahuan ini kemudian akan menjadi sebuah ilmu pengetahuan
ketika pengetahuan tersebut bersifat kumulatif, logis, objektif, metodik,
sistematik dan general yang kemudian timbullah yang namanya IPA/ Sains.
B. Interaksi
Sains-Teknologi-Masyarakat
- Sains dan teknologi memiliki hubungan Simbiosis
Artinya
teknologi (teknolog) menerapkan sains untuk menghasilkan produk-produk
teknologi baru, instrument baru, dan teknik-teknik yang baru bermanfaat.
- Teknologi dan Sains memiliki hubungan tidak
pernah terpisah
Tanpa ilmu = Tidak lahir teknologi.
Tanpa teknologi = Ilmu sulit berkembang.
- Masyarakat melahirkan teknologi dan sains
Manusia tercipta sebagai makhluk
yang paling
sempurna yang mampu melahirkan
perkembangan sains dan teknologi. Jadi sains dan
teknologi tidak akan lahir, jika manusia tidak ada.
C. Keterkaitan antara
MIPA dan Teknologi
Soedijarto mengemukakan bahwa dalam menghadapi
abad ke-21 ada tiga indikator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan
tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya, yaitu :
1)
Kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan,
2)
Kemampuan untuk meningkatkan kualtas kehidupan, baik dalam segi
social budaya, dalam segi politik, segi ekonomi, maupun dalam segi fisik
biologis, dan
3)
Kemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan.
Salah satu masalah kehidupan yang akan
dihadapi para lulusan peserta didik adalah adanya perubahan masa yang akan
datang yang belum pasti bentuk dan arahnya, namun, yang pasti adalah adanya
tantangan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang salah satunya
teknologi.
Nana Syaodih S mengemukakan bahwa sebenarnya
sejak zaman dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan
teknologi. Kalau manusia pada zaman dahulu memecahkan kemiri dengan batu atau
memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi,
yaitu teknologi sederhana.
Anglin mendefenisikan teknologi sebagai
penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem
dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast dan Rosenweig
menyatakan teknologi is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan
Iskandar Alisyahbana merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang teknologi yaitu
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan
akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.
Dari pengertian diatas tampak bahwa kehidupan
manusia tidak lepas dari adanya teknologi. Artinya, teknologi merupakan
keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada cirri efisiensi dalam
setiap kegiatan manusia.
Pada abad ke-IV, antara pendidikan MIPA dan
Teknologi dulunya tidak dikaitkan, dalam artian berdiri sendiri, dimana
pendidikan MIPA hanyalah MIPA tanpa teknologi, dan teknologi hanyalah teknologi
tanpa MIPA. Tetapi sekarang MIPA itu dikaitkan dengan teknologi artinya bahwa
MIPA itu bagaimana diterapkan atau dikaitkan dengan teknologi. Sedangkan
society, masyarakat tidak lagi dari kebutuhan IPA dan teknologi itu sendiri.
Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat
(STM) atau biasa juga di Indonesia disebut dengan Salingtemas
(Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) mulai berkembang pada dasarwarsa 70-an,
sebagai reaksi dari pola pengajaran sains post-Sputnik. Titik penekanan dari
pola ini adalah mengembangkan hubungan antara pengetahuan ilmiah siswa dengan
pengalaman keseharian mereka. Paling tidak terdapat beberapa konteks dalam
pedekatan STM ini. Konteks konteks tersebut adalah sebagai berikut :
- Interaksi sehari-hari siswa
dengan dunia sekitarnya
Suatu
pengetahuan ilmiah yang luas akan memperkaya kehidupan individu, juga membuat
berbagai pengalaman untuk diinterpretasi pada tahap yang berbeda. Pengembaraan
di kebun atau hutan misalnya, akan memperoleh suatu pengalaman yang lain bila
si pengembara/siswa tersebut memiliki pengetahuan biologi dan geologi.
Berhubungan dengan hal ini juga adalah ketika pengetahuan ilmiah digunakan
dalam menyelesaikan masalah praktis yang bisa muncul kapan saja di sekitar
rumah tangga, seperti memperbaiki mainan atau peralatan listrik yang rusak.
Namun,
hal ini sudah lama disadari bahwa jika guru ingin siswanya mampu melakukan
aplikasi pengetahuan ilmiah, maka latihan yang diberikan untuk hal itu harus
lebih banyak. Untuk kebanyakan siswa, hal ini tidak datang secara alami, dan
pengetahuan serta keterampilan yang dipelajari di kelas sains biasanya disimpan
dalam “kotak ingatan” yang berbeda dengan yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
- Cakupan yang lebih luas antara
sains melalui teknologi terhadap masyarakat
Dengan
tujuan ini pengajaran sains bergerak keluar dari sekedar pengajaran sains di
kelas. Berbagai materi mulai dari dampak pencemaran udara terhadap lingkungan
seperti efek rumah kaca yang berlanjut ke hujan asam, pemanasan global dan
perubahan iklim dipelajari di kelas sains. Ruang lingkup STM lebih luas dari sekedar
komponen sains dari hal tersebut, namun ke segala hal detil yang mempengaruhi
kelangsungan hidup umat manusia secara keseluruhan. Pada pola ini pemahaman
sains harus benar-benar dipahami dan ini melibatkan pengajaran sains pada
tahapan yang lebih tinggi. Sehingga hal ini akan memberikan tantangan yang
berarti bagi guru sains di kelas untuk menyesuaikan diri terhadap pembahasan
permasalahan yang diulas dengan taraf pengetahuan siswa.
Pembahasan
berbagai permasalahan STM akan membawa kepada pemahaman hal apa yang perlu
dilakukan untuk menangani atau mencegah hal tersebut terjadi serta faktor apa
saja yang terlibat atau tidak terhadap masalah tersebut membawa berbagai
pengetahuan dan kepercayaan di luar pengajaran sains, dan hal nilah yang
harusnya diintregrasikan dalam pengetahuan ilmiah. Para siswa diharapkan untuk
dapat mulai melihat bahwa walaupun pengetahuan ilmiah berada di belakang
permasalahan tersebut namun hal itu tidaklah cukup, diharapkan siswa melakukan
tindakan bijak sebagai anggota masyarakat dalam memelihara kelestarian alam.
Sehingga siswa belajar menyadari beberapa hal keterbatasan dalam sains yang
merupakan bekal berarti bagi kehidupannya.
- Pendekatan sikap dan nilai
ilmiah
Pendekatan
ini dapat dilakukan dalam dua penekanan yang berbeda. Yang pertama melibatkan
usaha untuk mengembangkan berbagai sikap tersebut yang dilihat sebagai
sifat-sifat ilmuwan yang bila dikembangkan akan membantu siswa menyelesaikan
persoalan sejenis seperti halnya ilmuwan menyelesaikannya.
Beberapa sikap tersebut diantaranya adalah:
a.
Mengetahui butuhnya bukti sebelum membuat klaim pengetahuan
b.
Mengetahui butuhnya berhati-hati ketika melakukan interpretasi
pada hasil
percobaan/pengamatan
c.
Kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi lain yang juga masuk
akal
d.
Kemauan untuk melakukan aktivitas percobaan secara hati-hati
e.
Kemauan untuk mengecek bukti dan interpretasinya
f.
Mengakui keterbatasan penyelidikan secara ilmiah
Penekanan yang kedua adalah mengembangkan
sikap-sikap khusus terhadap alam sekitar, mata pelajaran selain sains ataupun
dasar untuk karir masa depan seperti halnya sikap terhadap sains. Berbagai
sikap tersebut seperti:
a)
Rasa ingin tahu tentang alam fisik dan biologis dan bagaimana
hal itu bekerja
b)
Kesadaran bahwa sains dapat menyumbangkan hal untuk mengatasi
masalah individu ataupun global
c)
Suatu antusiasme terhadap pengetahuan ilmiah dan metodanya
d)
Suatu pengakuan bahwa sains adalah aktivitas manusia bukan
sesuatu yang mekanis
e)
Suatu pengakuan pentingnya pemahaman ilmiah dalam dunia yang
modern
f)
Suatu kenyataan bahwa pengetahuan ilmiah bisa digunakan untuk
maksud baik maupun jahat
g)
Suatu pemahaman hubungan antara sains dan bentuk aktivitas
manusia lainnya
h)
Suatu pengakuan bahwa pengetahuan dan pemahaman sains berbeda
dengan yang dilakukan sehari-hari
Berbagai sikap di atas secara jelas
berhubungan dengan sains, dan akan berpotensi terus berkembang khususnya ketika
siswa terlibat dalam pelajaran sains di sekolah. Namun, terdapat juga
sikap-sikap positif lainnya yang mana seorang guru sains dapat juga meneguhkan
dan memperkuatnya seperti rasa tanggung jawab, kesediaan untuk bekerja sama,
toleransi, rasa percaya diri, menghargai orang lain, kebebasan, dapat dipercaya
dan kejujuran intelektual.
Pengembangan sikap-sikap ini biasanya merupakan konsekwensi tidak langsung dari seluruh pengalaman di sekolah maupun di dunia luar. Tidak seorang gurupun atau sekumpulan kegiatan yang akan bertanggung jawab terhadap sikap siswa terhadap sains. Penelitian dalam pendidikan misalnya, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh hidden curriculum dibanding isi materi kurikulum terhadap cara pandang siswa terhadap dirinya, guru, sekolah maupun proses pendidikan. Namun, walaupun perubahan sikap adalah hal yang lambat dibanding pertambahan pengetahuan dan pengurukannya juga sulit dilakukan, hal ini tidak menjadikan bahwa hal itu tidak perlu dilakukan.
Pengembangan sikap-sikap ini biasanya merupakan konsekwensi tidak langsung dari seluruh pengalaman di sekolah maupun di dunia luar. Tidak seorang gurupun atau sekumpulan kegiatan yang akan bertanggung jawab terhadap sikap siswa terhadap sains. Penelitian dalam pendidikan misalnya, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh hidden curriculum dibanding isi materi kurikulum terhadap cara pandang siswa terhadap dirinya, guru, sekolah maupun proses pendidikan. Namun, walaupun perubahan sikap adalah hal yang lambat dibanding pertambahan pengetahuan dan pengurukannya juga sulit dilakukan, hal ini tidak menjadikan bahwa hal itu tidak perlu dilakukan.
Pendekatan sifat alamiah dari sains adalah
pendekatan yang membawa berbagai implikasi yang terkesan rumit baik bagi siswa
maupun guru. Siswa yang belajar di kelas yang paling tidak mendapat tiga mata
pelajaran sains (biologi, fisika dan kimia) akan berhadapan dengan beragam guru
sains yang juga beragam sikap dan pandangannya tentang sains. Hal ini
berpotensi untuk menimbulkan kebingungan siswa, sudut pandang guru yang mana
yang memang lebih tepat? Cara yang lebih baik adalah dengan mengakui adanya
keberagaman pandangan tentang sains dan kesulitannya mencari suatu konsensus,
untuk kemudian mendiskusikan kekuatan dan kelemahan berbagai pandangan
tersebut. Salah satu cara yang telah diterapkan adalah dengan pendekatan
sejarah dan filsafat sains (History and Philosophy of Science) yaitu dimana
siswa terlibat dalam mempelajari dan menganalisis sebab-sebab historis dimana
prestasi sains berlangsung.
Nampak
bahwa sains dan teknologi memiliki titik mulai berbeda. Kegiatan sains
(saintis) diawali dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
dunia kealaman (natural), sedangkan kegiatan teknologi (teknolog) diawali dari
masalah-masalah yang sedang dihadapi manusia dalam berinterkasi dengan
lingkungan/alam.
Keduanya
berinteraksi terutama pada dua hal, yaitu penerapan metode inquiry dan
penerapan metode pemecahan masalah, proses eksplanasi fenomena alam, dan proses penyelesaian masalah yang dihadapi
manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan / alam.
D. Sains Teknologi Masyarakat
1. Sejarah timbulnya STS (Sains Teknology Society)
ST didirikan tahun 1979, bertujuan untuk
mengembangkan Sains dan Teknologi sebagai bagian dari pendidikan umum
masyarakat setiap Negara. Yang kemudian muncullah sebuah organisasi
internasional baru yaitu SE yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan sains
diseluruh dunia dengan cara menukar-menukar informasi dalam pertemuan-pertemuan
ilmiah, penerbit newsletter, buku pegangan bagi para sains dan lain-lain.
Meskipun ICASE tidak mencantumkan “Teknologi“ dalam nama organisasinya karena
didirikan sejak tahun 1973,namun kegiatan dan penelitiannya dalam bidang sains
dan teknologi. Pada symposium ke-7 dinegeri belanda ICASE berubah nama menjadi
IOSTE, dengan harapan terjadinya inovasi dalam pendidikan sains didunia dengan
jalan memilih dan mengefektifkan strategi pembelajaran melalui pengalaman.
Adanya dampak negatif dari teknologi
mengakibatkan timbulnya usaha-usaha untuk menanggulangi dan memperbaikinya
dengan konsep-konsep ilmiah yang dimilikinya. Maka dari itu pada pertemuan
IOSTE sebelumnya disarankan agar pendidikan sains dan teknologi yang disajikan
menggunakan “topik” dan “unit” yang menyatakan bahwa dilkasanakannya
Science-technology-society atau pendekatan STS dalam pendidikan sains. Hingga
pada suatu ketika ada yang mengusulkan untuk menggantinya dengan STSE atau
Science-Teknology-Enviroment (STE). Ada yang berpendapat agar pendidikan sains
technology dinyatakan dengan pendidikan lingkungan atau pendidikan saja dengan
alasan, pada saat ini pendidikan sains tidak dapat lagi disajikan tanpa
dikaitkan dengan teknologi untuk kebutuhan masayarakat. Apapun namanya, yang
penting adanya perubahan pandangan para guru dan adanya keinginan untuk
mengubah atau memodifikasi pembelajarannya sedemikian rupa sehingga peserta
didik dapat membangun dan membentuk pengetahuannya mengenai konsep-konsep
tertentu melalui berbagai kegiatan yang dirancang guru. Dan yang paling penting
adalah mengembangkan kemampuan intelektual anak sehingga dapat berfikir kritis
dan menanggapi permasalahan baik didalam maupun diluar sekolah “ Dikutip dari
clipping service Anna Poedjiadi, FMIPA-IKIP Bandung ”
2. STM (Sains Teknologi Masyarakat) / STS (Sains Teknology
Society)
Pendidikan sains dengan pendekatan STM adalah
suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan
konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada peran sains dan teknologi
di dalam kehidupan masyarakat untuk memecahkan isu-isu di dalamnya. Belajar IPA
melalui isu-isu sosial di masyarakat yang ada kaitannya dengan IPA dan
Teknologi dirasakan lebih dekat dan belajar IPA melalui isu-isu masyarakat yang
ada kaitannya dengan IPA dan Teknologi dirasakan lebih punya arti dibandingkan
dengan konsep-konsep dan teori IPA itu sendiri.
Salah satu alasan dari pengajaran pengajaran
STM ini yaitu untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, skill, yang
secara efektif memberikan respon aktif terhadap issue sains dan
teknologi.
3. Tujuan Sains Teknology Society (STS)
- Untuk keperluan pribadi
(prinsip IPA harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam
dunia kesehatan,gizi dan lain-lainnya).
- Issue sosial, dengan adanya STS
ini masyarakat mampu dengan mudah memahami IPA
- Adanya beberapa profesi atau
karier yang banyak berkaitan dengan IPA .
- Akademis atau Disiplin Ilmu, banyaknya
warga yang melek / tidak paham terhadap sains dan teknologi, yang dapat
dicirikan sebagai berikut :
a)
Mempunyai pengetahuan yang luas (Sains dan Teknologi)
b)
Skill (keterampilan proses), mampu bertindak ilmiah
c)
Belajar terus menerus (meskipun tidak disekolah)
d)
Faham keterbatasan sains dan teknologi
- Program STS dapat menyiapkan
siswa dalam menggunakan sains untuk memperbaiki kehidupannya dan sebagai
penghalang atas pertambahan teknologi dunia
- Program STS menyiapkan siswa
dalam mengembangkan sains dengan penuh tanggung jawab dengan sains dan
teknologi oriented issues.
- Program STS membuat kita lebih
mengenal pokok pengetahuan dalam sains dan teknologi sehingga siswa dapat
deal with STS issue.
- Program STS menyiapkam siswa
untuk lebih aktif dan berpengalaman dalam membuat keputusan dan memberikan
keuntungan untuk memilih karier terhadap sains dan teknologi.
E.
Domain Program/Pendekatan Teknologi
Ada
enam Domain utama teknologi untuk pengajaran dan penilaian, yaitu :
1.
Domain Konsep
2.
Domain Proses
3.
Domain Kreativitas
4.
Domain Sikap
5.
Domain Aplikasi
6.
Domain Keterkaitan
Domain Konsep meliputi fakta-fakta,
konsep-konsep, hukum (prinsip-prinsip), serta teori dan hipotesis yang
digunakan oleh para saintis.
Domain proses meliputi aspek-aspek
yang berhubungan bagaimana cara saintis berpikir dan bekerja, misalnya
observasi, ekplanasi, pengorganisasian data, dan pembuatan grafik dan
sebagainya.
Domain kreativitas meliputi
visualisasi-produksi gambaran mental, pengkombinasian objek dan ide atau
gagasan dalam cara baru, memberikan ekplanasi terhadap objek dan peristiwa-peristiwa
yang dijumpai dan sebagainya.
Domain Sikap meliputi pengembangan
sikap positif terhadap guru-guru dan pelajaran sains disekolah, kepercayaan
diri, motivasi, kepekaan, daya tanggap, dan rasa kasih sayang terhadap manusia.
Domain Aplikasi dan keterkaitan meliputi melihat /
menunjukkan contoh konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan
konsep sains dan keterampilan pada masalah teknologi sehari-hari.
F. Jenis-jenis
Pengetahuan
Ilmu sains dan teknologi timbul dimulai dengan
adanya pengetahuan-pengetahuan yang timbul dari manusia terdahulu yang kemudian
dapat digolongkan atas 4 pengetahuan yaitu :
1. Pengetahuan Tahayul atau Mithos
Mithos adalah suatu penjelasan atas fakta yang
tidak ada kebenarannya, hanya diduga dan dipercaya begitu saja. Semua suku
bangsa pada zaman dahulu mempunyai mithos dan legenda. Legenda adalah cerita
rakyat yang berdasarkan mithos.
Contohnya, pada zaman dahulu orang percaya
pelangi adalah tangga bidadari yang turun mandi, bunyi burung hantu adalah
tanda munculnya bencana, kaisar Jepang adalah keturunan dewa matahari. Rakyat
percaya dan menerima mithos karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan pikiran
manusia pada saat itu dan dorongan ingin tahunya sudah terpenuhi. Manusia tidak
sanggup menjelaskan secara benar dan ilmiah tentang segala sesuatu yang
diamatinya maka muncullah penjelasan yang bersifat tahayul.
2. Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui penelitian dengan pengamatan panca-indera dan penalaran akal
budi disusun secara sistematis untuk menjeaskan fakta yang sedang dihadapi,
yang merangsang panca-indera dan pikiran manusia. Pengetahuan ilmiah dapat
dibagi lagi seperti berikut ini.
a)
Fakta, objektif, benar
b)
Pengetahuan ilmiah
c)
Tafsiran, fakta, benar, objektif
d)
Salah, subjektif
Manusia berhadapan dengan fakta alam semesta,
makhluk hidup atau benda mati. Kemudian menjelaskan fakta itu atau memberi
tafsiran pada fakta yang dihadapinya. Penjelasan fakta yang sesuai dengan
kenyataan merupakan fakta objektif yang tidak dapat dibantah lagi. Misalnya
hukum Archimedes, bahwa benda padat yang tercelup dalam fluida, berkurang
beratnya sebesar zat fluida yang dipindahkannya.
Suatu teori pengetahuan adakalanya hanya
bersifat tentatif artinya suatu teori pengetahuan pada suatu ketika gugur
karena ditemukan fakta yang tidak mendukung teori tersebut. Berabad-abad
lamanya manusia menganut pendapat Aristoteles tentang peredaran matahari dan planet-planet
bahwa mataharilah yang beredar mengelilingi bumi. Pendapat itu menjadi gugur
setelah Copernicus pada abad 16 menemukan bahwa bumilah yang beredar
mengelilingi matahari. Menarik kesimpulan yang terlalu jauh atau membuat
ekstrapolasi yang terlalu jauh dari beberapa buah fakta saja mengandung resiko
tentang kebenaran ilmiah, kemungkinan benar, kemungkinan salah.
3. Pengetahuan Super-natural
Pengetahuan super-natural adalah pengetahuan
yang tidak termasuk pada tahayul dan pengetahuan ilmiah, namun mempunyai fakta.
Pengetahuan super-natural tidak dapat dijangkau dengan panca-indera maupun akal
budi, sifatnya transrasional (di luar jangkauan akal budi). Karena itu
pengetahuan ini tidak ditanggapi dengan akal budi dan bukan objek pengetahuan
ilmiah dan IPA, tetapi masalah percaya, ditanggapi dengan iman, believe it or
not yang sifatnya sangat pribadi dan menyangkut hah-hak asasi manusia.
4.Pengetahuan Ilmiah Semu (Pseudo Science)
Pengetahuan ilmiah semu adalah pengetahuan
yang berdasarkan fakta ilmiah tetapi dicampur dengan kepercayaan dan hal-hal
yang bersifat super-natural. Bangsa Babelonia (daerah Irak sekarang) kira-kira
2500 SM menyembuhkan penyakit disamping obat juga menggunakan mantera. Bangsa
Babelonia juga ahli dalam ilmu perbintangan dan memberikan nama pada rasi
bintang menurut nama binatang seperti Leo, Scorpio, Pisces dan sebagainya.
Berdasarkan kedudukan binatang itu mereka
meramal nasib seseorang dihubungkan dengan hari dan bulan kelahirannya. Ilmu
perbintangan yang dihubungkan dengan kepercayaan ramalan nasib disebut
astrologi. Astrologi bukan pengetahuan ilmiah melainkan pseudo science. IPA
memanfaatkan hukum-hukum alam untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia
bukannya alam seperti bintang-bintang di langit yang menentukan kehidupan dan
nasib manusia. Manusia, kalau menghadapi hal-hal yang berada diluar
kemampuannya, maka manusia memerlukan iman atau agama. Sebaliknya menghadapi
hal-hal yang berada di dalam jangkauan kemampuannya, manusia memerlukan rasio
atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dapat dipelajari dan dilatih. Dengan
kata lain, iman dan rasio, agama dan IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi)
selalu berjalan bersama-sama mengiringi kehidupan manusia.
Makin maju taraf pemikiran dan kebudayaan
manusia, wilayah rasio dan IPTEK lebih dominan dengan kemungkinan masih percaya
kepada hal-hal yang bersifat super-natural. Rasio dan iman, IPTEK dan agama
berjalan bersama-sama walaupun IPTEK sudah semakin maju. Dalam hal ini tepat
sekali seperti yang dikatakan oleh Einstein “ Science without religion is
blind”, ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta. “Religion without science is
limp”, agama tanpa imu pengetahuan adalah lumpuh.
Kemungkinan lain dengan semakin majunya taraf
pemikiran dan kebudayaan, manusia tidak percaya lagi kepada hal-hal yang
bersifat super-natural, tidak percaya kepada ajaran agama. Mereka hanya
mengandalkan solusi dari IPTEK untuk mengatasi masalah kehidupan manusia
seperti yana dikatakan Lenin : Sebagai konsekuensi ilmiah, agama harus ditumpas
dengan kekerasan. Sayang Lenin tidak menyaksikan runtuhnya USSR yang
dibangunnya dan tidak menyaksikan patungnya diruntuhkan oleh rakyatnya sendiri
yang menderita akibat filsafatnya yang menyesatkan.
G. Peranan IPA dan
Teknologi Terhadap Masyarakat
Hal ini terlihat bahwa teknologi memiliki
peranan yang penting dalam mendukung pembelajaran apalagi dalam bidang
matematika yaitu misalnya :
- Tempat penekaan dugaan siswa
dan dan pengujian dugaan
Teknologi memudahkan
hal ini karena memungkinkan siswa untuk melakukan berbagai perhitungan cepat
menggunakan kalkulator sehingga akan menghemat waktu. Siswa dengan demikian
dapat memeriksa perhitungan dengan cepat dan akurat sehingga memungkinkan
mereka untuk memeriksa dan mengeksplorasi validitas dugaan mereka.
- Sebagai Fasilitas
Untuk memfasilitasi
siswa membangun ide-ide atau konsep-konsep yang lebih maju dan sebagainya.
- Sebagai Sarana Pendidikan
Sains dan teknologi
merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan
kreatifitas termasuk
mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah (problem solving). Seperti
halnya, teknologi membantu kita menghitung sesuatu yang rumit yang kita tidak
sanggup, begitu pula kita dengan mudah mengetahui dan bahkan mendapatkan
informasi-informasi tentang keadaan dunia maupun hal-hal yang baru.
- Sebagai Alat Untuk Memasuki
Berbagai Bidang Profesi
Pengetahuan dan
keterampilan ilmu sains dan teknologi memungkinkan kita dapat memasuki berbagai
bidang profesi, namun demikian tanpa dibarengi dengan pengembangan kreativitas
pribadi maka keterampilan itu sendiri menjadi tidak berarti dan tidak menjamin
dengan sendirinya masa depan yang cerah atau adanya pengembangan karir pribadi
yang pasti.
H. Dampak IPA dan
Teknologi terhadap Masyarakat
Disamping IPTEK memberi sumbangan positif bagi
kehidupan manusia, IPTEK juga membawa akibat negatif, antara lain sebagai
berikut :
- Kerusakan lingkungan hidup
Pada
gelombang kedua, masa industri sampai sekarang kemajuan IPTEK mendorong manusia
menguras sumber daya alam. Akibatnya hutan semakin berkurang, air tercemar,
udara menjadi kotor, lapisan ozon menjadi tipis. Pola pembangunan yang
dijalankan adalah human oriented technology yaitu teknologi yang berpusat pada
kepentingan manusia saja tanpa menghiraukan lingkungan dan makhluk lain. Dewasa
ini air bersih semakin langka karena tercemar oleh zat-zat kimia, sehingga
ikanpun sulit untuk hidup. Agar keseimbangan kehidupan tetap terpelihara, maka
penggunaan teknologi dalam pembangunan harus menggunakan pola life-oriented
technology yaitu penggunaan teknologi yang memperhatikan lingkungan, baik
lingkungan biotik maupun abiotik.
- Interaksi social
Pada
gelombang agraria hubungan antara manusia dengan manusia lainnya diwarnai
dengan hubungan kekeluargaan, tata krama, semangat gotong royong dan lebih
banyak waktu yang dipakai untuk berkomunikasi antar pribadi. Masyarakat
industri mempunyai corak yang lain, pembangunan di kota mengakibatkan
urbanisasi yang menimbulkan masalah sosial manusia menjadi individualis, pergaulan
dan nilai berubah, nilai lama ditinggalkan dan mengikuti nilai baru yang belum
tentu benar.
- Manusia menjadi bagian dari
mesin
Manusia
menciptakan teknologi untuk kepentingan manusia sendiri guna meningkatkan mutu
dan jumah produksi. Untuk itu diperlukan peralatan yang canggih dan rumit yang
bekerja secara cepat dan tepat. Dalan keadaan ini manusia hanya menjadi satu
bagian dari mesin yang bekerja secara mekanis dan rutin tanpa pribadi.
- Pengaruh teori evolusi Darwin
Struggle
for existance adalah perjuangan makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya.
Perjuangan untuk hidup ini semakin berat apabila spesies populasinya bertambah.
Inheritance of variations adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan hanya individu yang sesuai dengan lingkungannya yang
dapat bertahan hidup. Survival of the fittest menyatakan bahwa individu yang
kuatlah yang dapat bertahan hidup.
Teori
Darwin telah mengilhami beberapa ilmuwan salah satunya Karl Marx yang pada
waktu yang sama sedang menulis bukunya yang terkenal Das kapital. Buku itu
tidak dapat dilanjutkan, karena Karl Marx sendiri mengalami jalan buntu
meneruskan jalan pikirnya supaya masuk akal. Setelah membaca buku Darwin, Karl
Marx dapat melanjutkan buah pikirnya tentang perjuangan antar kelas masyarakat.
- Rekayasa genetika
Bayi
tabung memerlukan beberapa buah pemikiran dan pertimbangan mengenai voetus yang
hidup di dalam tabung. Pada waktu pembuahan terjadi, di dalam tabung hidup
lebih dari satu voetus. dari sekian voetus yang hidup hanya satu voetus
dimasukkan ke dalam rahim sedangkan voetus yang lainnya dibunuh. Masalahnya
disini adalah voetus disejajarkan dengan benih hewan sedangkan menurut para
ahli, voetus merupakan satu pribadi benih manusia. Walaupun hal ini memberikan
hal positif bagi yang membutuhkan misalnya dengan terbentuknya anak melalui
tabung tersebut akan tetapi terkadang terjadi masalah-masalah bahkan penyakit
baru baik itu bagi anak maupun ibu yang mengandung.
- Meningkatkan tingkat kemalasan
Adanya
ledakan teknologi yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dan
pengembangan sumber daya manusia membuat sebagian manusia lupa dan mulai
bermalas-malasan. Dengan teknologi, membosankan perhitungan yang mudah
dilakukan atau hal-hal yang sebenarnya kita telah mengetahuinya. Secara tidak
langsung kita telah diperbudak atau bahkan bisa dikatakan bahwa kita merupakan
bagian dari hal tersebut, yang bisa membuat pemikiran kita menjadi tumpul
akibat kekurang-asahan kita dalam melatih ingatan dan pemikiran kita.
Kita
sudah melihat IPTEK sangat membantu manusia untuk memudahkan dan meningkatkan
mutu kehidupan manusia. Tetapi pada sisi lain kita juga melihat keuntungan pada
satu pihak, menimbulkan kerugian pada sisi lain. IPTEK tidak berdiri sendiri,
IPTEK tidak bebas nilai tetapi IPTEK berhadapan dengan masalah etika tentang
yang baik dan benar, tentang yang boleh dan tidak boleh.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
- IPA merupakan pengetahuan dari
hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah
ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen
atau hasil observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
- Pendidikan IPA bukan hanya
sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih
ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti
teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan
sampai menemukan ilmu dan teori baru.
- Pengetahuan ini kemudian akan
menjadi sebuah ilmu pengetahuan ketika pengetahuan tersebut bersifat
kumulatif, logis, objektif, metodik, sistematik dan general yang kemudian
timbullah yang namanya IPA/ Sains.
- Jenis-jenis Pengetahuan terdiri
atas Pengetahuan Tahayul atau Mithos, Pengetahuan ilmiah, Pengetahuan
Super-natural, Pengetahuan Ilmiah Semu (Pseudo Science).
- Peranan IPA dan Teknologi
Terhadap Masyarakat antara lain : Tempat penekaan dugaan siswa dan dan
pengujian dugaan, Sebagai Fasilitas, Sebagai Sarana Pendidikan, Sebagai
Alat Untuk Memasuki Berbagai Bidang Profesi .
- Dampak IPA dan Teknologi
terhadap masyarakat adalah membuat kita selalu bergantung terhadap
teknologi. Segala sesuatu yang kita kerjakan selalu mengharapkan bantuan
teknologi untuk prosesnya. Sehingga kita ini dapat diibaratkan sebagai
mesin yang dikendalikan oleh Teknologi.
B. Saran
Manusia sebagai pencetus adanya Teknologi di
dunia ini. Disebabkan karena inteligensi yang dimilikinya tersebut. Sebagai
manusia yang berilmu, sebaiknya kita menggunakan ilmu yang kita peroleh dari
kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Janganlah kita dikendalikan oleh teknologi
yang diciptakan oleh sesama manusia sendiri. Sebaiknya kita memanfaatkan
pengetahuan tersebut dalam mempermudah urusan kita, dan juga memanfaatkan
teknologi yang kita ciptakan di jalan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, present, and Future. Englewod : Libraries Unlimited.
Anonim a, 2011. Meningkatkan
Teknologi Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa.
http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/methods/technlgy/te800.htm.
Diakses pada tanggal 12 September 2012.
Anonim b, 2011. Practical
Kerangka Integrasi Teknologi dalam Pendidikan
Matematika.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.recsam.edu.my/rndpdf/R%26D%2520Research%2520Papers/Technology%2520Integration%2520in%2520Mathematics%2520Education.pdf.
Diakses tanggal 12 September 2012.
Anonim c, 2011. Pengaruh
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Proses Pembelajaran Ipa
Biologi Materi Ekosistem Terhadap Penguasaan.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.aace.org/pubs/jcmst/v14n3.html.
Diakses tanggal 12 September 2012.
Anonim d, 2011. Mengemas
Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam Pengajaran Sekolah.
izzatinkamala.files.wordpress.com/ ... /pengertian-dan-perkembangan-ipa.doc –.
Diakses tanggal 12 September 2012.
Hassard, Jack. Minds On
Science. Georgia Satte University. Happer Collins Publishers.
Kast, Fremont E. James dan Resenweig. 1962. Science Technology and Management. New York : Mc. Grill Book.
Kast, Fremont E. James dan Resenweig. 1962. Science Technology and Management. New York : Mc. Grill Book.
Uno, Hamzah. 2010. Profesi
Keguruan. Jakarta : Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar